Sabtu, 04 April 2020

Gara Gara Corona

Pengertian Virus Corona:

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian.
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun
Ibu menyusui.
Virus Corona - Alodokter
Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara, termasuk Indonesia.

Cara Mengatasi Virus Corona:

1. Cuci Tangan dengan Sabun

Biasakan untuk mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir selama 20 detik dengan teratur dan sesering mungkin. Apabila tidak bisa mencuci tangan dengan sabun karena berada di tempat umum, cucilah tangan menggunakan cairan yang mengandung alkohol, seperti hand sanitizerHal ini mampu membunuh virus yang mungkin menempel pada tangan.

2. Menjaga Jarak atau Physical Distancing

Masyarakat diingatkan untuk menerapkan physical distancing atau menjaga jarak minimal 1 meter dengan siapa saja. Apalagi jika menemukan seseorang mengalami batuk atau bersin, disarankan untuk tetap jaga jarak. Hal ini bertujuan meminimalisir risiko terpapar virus Corona. Saat seseorang batuk atau bersin bisa saja menyemprotkan percikan cairan kecil dari hidung atau mulut yang mungkin mengandung virus. Apabila tetesan air tersebut terhirup atau masuk ke dalam tubuh secara tidak sengaja, hal ini berpotensi untuk tertular.

3. Hindari Menyentuh Mata, Hidung, dan Mulut

Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut agar terhindar dari Covid-19. Sebab, tangan tentu menyentuh banyak benda yang kemungkinan ada virus berbahaya menempel di situ. 
Apabila terkontaminasi, tangan bisa menjadi media yang memindahkan virus melalui mata, hidung, atau mulut. Situasi tersebut mampu membuat seseorang terinfeksi akibat virus yang masuk ke dalam tubuh.

4. Melakukan Etika Batuk dan Bersin

Ketika ingin batuk atau bersin, sebaiknya tutuplah menggunakan siku tangan yang ditekuk atau tisu. Namun, jangan lupa untuk membuang tisu itu setelah digunakan.
Percikan air yang keluar saat bersin atau batuk bisa menyebarkan virus. Dengan menerapkan etika batuk atau bersin setidaknya bisa berguna untuk melindungi orang-orang di sekitar.

5. Tetap di Rumah Jika Sakit dan Cari Bantuan Medis

Apabila mengalami batuk, demam, dan kesulitan bernapas sesegera mungkin hubungi dan cari bantuan medis. Kemudian ikuti arahan otoritas  setempat.


Jika mengalami gejala virus Corona, masyarakat disarankan untuk segera menghubungi layanan kesehatan yang ada di daerah masing-masing. Biarkan tenaga medis melakukan tugasnya dan perhatikan arahan mereka. Hal ini sebagai salah satu cara untuk melindungi seseorang dan membantu mencegah penyebaran virus serta infeksi lainnya.

Latar Belakang Virus Corona:

Latar belakang virus Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-paru misterius pada Desember 2019. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus.
Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar hewan tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan lain yang dimakan manusia hingga terjadi penularan. Coronavirus sebetulnya tidak asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis yang mampu menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang paru.
Sebelum COVID-19 mewabah, dunia sempat heboh dengan SARS dan MERS, yang juga berkaitan dengan virus corona. Dengan latar belakang tersebut, virus Corona bukan kali ini saja membuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang sama-sama mirip flu, virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan infeksi lebih parah dan gagal organ.

Gejala Awal Virus Corona:


Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa berupa gejala flu, seperti demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan dan sakit kepala. Setelah itu, gejala bisa memberat. Pasien bisa mengalam demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh breaksi melawan virus corona
Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:
  • Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
  • Batuk
  • Sesak napas
Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah terpapar virus Corona.


Sabtu, 10 Agustus 2019

Efek rumah kaca

   Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada tahun 1824, ini merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.
   Rumah kaca merupakan suatu bangunan berbentuk rumah yang keseluruhannya (dinding, atap) terbuat dari kaca. Rumah kaca dipakai sebagai tempat bercocok tanam sayuran, buah-buahan dan bahkan bunga atau tanaman lainnya. Biasanya, rumah kaca digunakan oleh petani-petani di negara yang memiliki 4 musim (di Indonesia, karena matahari bersinar sepanjang tahun, maka rumah kaca jarang digunakan). Suhu di dalam rumah kaca akan terasa hangat walaupun saat itu saat musim dingin. Rumah kaca bekerja dengan menangkap cahaya matahari dan panas dari sinar matahari terperangkap di dalam bangunan sehingga udara menjadi tetap hangat. Jadi, pada siang hari, suhu di dalam rumah kaca menjadi semakin hangat dan pada malam hari suhunya juga tetap hangat.


Penyebab Efek rumah kaca adalah gas-gas rumah kaca. Berikut ini gas-gas di atmosfer beserta persentasi kontribusinya pada efek rumah kaca:

  • Uap air (H2O), 36-70%
  • Karbon dioksida (CO2), 9-26%
  • Methana (CH4), 4-9%
  • Ozon (O3), 3-7%
  • Nitrous Oxide (N2O)
  • CFC dan HFC
  • Penebangan dan pembakaran hutan; pohon sangat berguna karena dapat mengubah gas karbon dioksida menjadi oksigen yang bermanfaat untuk kita, akan tetapi manusia suka melakukan penebangan hutan dan membakarnya untuk dijadikan tempat bercocok tanam. Selain itu, saat hutan dibakar menghasilkan gas-gas rumah kaca yang tentu dapat meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.
  • Penggunaan bahan bakar fosil; Penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu bara yang terlalu berlebihan bukan hanya berdampak buruk pada kualitas udara, tapi juga dapat meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer seperti karbon dioksida yang dihasilkan dari hasil pembakaran bahan bakar fosil.
  • Pencemaran laut; lautan dapat menyerap karbon dioksida dalam jumlah yang besar, akan tetapi akibat pencemaran laut oleh limbah industri dan sampah, laut menjadi tercemar sehingga banyak ekosistem di dalamnya yang musnah, yang menyebabkan laut tidak dapat menyerap karbon dioksida lagi.
  • Industri pertanian; pertanian dalam skala besar (industri) menggunakan pupuk yang dangat banyak. Pupuk yang dipakai tersebut melepaskan gas nitrous oxide ke atmosfer yang merupakan gas rumah kaca.
  • Limbah industri dan tambang industri seperti pabrik semen, pabrik pupuk, dan penambangan batu baru serta minyak bumi memproduksi gas rumah kaca seperti karbon dioksida.
  • Limbah rumah tangga; limbah rumah tangga jika dibiarkan akan menghasilkan gas methana dan karbon dioksida yang dihasilkan dari bakteri-bakteri pengurai sampah.
  • Industri peternakan; industri peternakan seperti peternakan sapi menghasilkan gas methana dan karbon dioksida yang sangat besar ke atmosfer. Gas-gas ini dihasilkan dari kentut sapi (ya, kentut sapi) dan kotoran sapi yang merupakan produk dari bakteri pengurai selulosi di perut sapi.

Sebenarnya, gas-gas diatas diatas diperlukan juga agar bumi tidak terlalu dingin, akan tetapi sejak revolusi industri, gas-gas seperti karbon dioksida, methana, dan gas berbahaya lainnya menjadi semakin bertambah di atmosfer sehingga konsentrasinya makin meningkat akibat ulah manusia.
Jika konsentrasi gas-gas rumah kaca makin meningkat di atmosfer, maka efek rumah kaca akan semakin besar. 

-PENYEBAB RUMAH KACA
pembakaran hutan salah satu penyebab
peningkatan karbon dioksida di udara
Meningkatnya konsentrasi karbon dioksida dari tahun ke tahun yang dapat memperburuk efek rumah kaca.
produksi karbon penyebab efek rumah kaca
Jika efek rumah kaca dibiarkan, maka bumi akan menjadi semakin panas. Memanasnya bumi dapat mencairkan es yang ada di kutub utara maupun selatan. Jika es di kutub mencair, maka permukaan air laut akan semakin tinggi yang tentu akan berdampak buruk pada seluruh wilayah di dunia.

   -DAMPAK EFEK RUMAH KACA
* pemanasan globa
* mencairnya es di kutub

* meningkatnya ketinggian air laut

* laut akan menjadi asam

* tipisnya lapisan ozon bumi



-CARA MENANGGULANGI  PEMANASAN GLOBAL AKIBAT EFEK RUMAH KACA

* membudidayakan sikap hidup hemat listrik

* menanam pohon sebanyaj mungkin dan menjaga hutan

* kurangi penggunaan alat yang berbahan bakar minyak tanah

* mengolah samapah dengan baik dan benar

* kurangi penggunaan alat yang menggunakan CFC

* menerapakan sistem budidaya pertanian  dan perternakan dengan baik

Itulah cara untuk mencegah dan menanggulangi efek rumah kaca akibat pemanasan global dari saya😇😇🙏🙏


Gara Gara Corona

Pengertian Virus Corona: Virus Corona atau  severe acute respiratory syndrome   coronavirus 2  (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang...